Oksibil, begitulah wilayah ini dikenal. Negeri di atas awan, mungkin merupakan sebuah sebutan yang layak untuk wilayah ini. Distrik ini terletak pada ketinggian 3000-4000 mdpl dengan topografi bergunung-gunung. Secara administratif terletak di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Sebuah kabupaten yang baru berumur 10 tahun setelah dimekarkan dari Kabupaten Jayawijaya. Luas
Distrik Oksibil mencapai 4.278 km2. Di sebelah utara, Oksibil
berbatasan dengan distrik Pepera dan Ok Aom, di sebelah timur dengan distrik Tarup,
di sebelah selatan dengan Distrik Kalomdol, dan di sebelah barat dengan Distrik
Serambakon. Daerah Oksibil terdiri dari sederet pegunungan, yaitu Pegunungan
Bintang dengan Puncak Mandala di sebelah barat laut. Iklim
daerah Oksibil termasuk tropis basah. Sangatlah sulit untuk mengetahui secara pasti
datangnya musim kemarau atau musim penghujan.
Dengan
kondisi geografisnya yang bergunung-gunung,satu-satunya moda transportasi yang
dapat digunakan untuk mencapai Oksibil adalah pesawat udara. Saat ini terdapat
beberapa perusahaan penerbangan yang melayani rute Jayapura-Oksibil. Namun
hanya satu perusahaan yang dapat melayani secara reguler dengan jadwal 3 kali
penerbangan per hari. Jadwal
peberbangan tersebut pun sangat bergantung pada cuaca sepanjang rute
penerbangan. Untuk mengoperasikan sebuah perjalanan udara baik dari Jayapura ke
Oksibil ataupun ke distrik-distrik lain di Pegunungan Bintang, koordinasi
pemantauan cuaca harus dilakukan terus menerus oleh masing-masing operator
penerbangan di setiap lokasi. Sehingga besar kemungkinan jadwal penerbangan
harus dibatalkan secara tiba-tiba karena alasan cuaca.
Ongkos penerbangan
untuk rute Pegunungan Bintang bisa terbilang mahal. Untuk penerbangan reguler
dari Jayapura ke Oksibil, harga tiket untuk setiap penumpang berkisar antara
Rp. 1. 250.000,- sampai Rp. 2.000.000,- per orang, sedangkan ongkos pengiriman
barang dari Jayapura ke Oksibil berkisar antara Rp. 18.500,- sampai Rp.
40.000,- per kilogram tergantung dari jenis barang yang dikirim. Untuk
penerbangan rute lain di wilayah Pegunungan Bintang, misalnya dari Jayapura ke
Kiwirok atau dari Oksibil ke Batom harga reguler tersebut tidak dapat
diberlakukan. Harga yang diberlakukan untuk rute ini adalah harga carter
pesawat, yaitu berkisar antara Rp. 24.000.000,- sampai Rp. 36.000.000,-.
Hal ini tentu
saja berimplikasi terhadap banyak hal, salah satunya adalah pada harga barang
kebutuhan sehari-hari. Harga barang-barang di wilayah Oksibil bisadikatakan
luar biasa mahal. Sebagai contoh, harga sebotol air mineral botol dengan ukuran
1,5 liter yang biasanya bisa didapatkan dengan harga Rp. 3.500,- meningkat
harganya menjadi Rp. 45.000,-; harga bensin mencapai Rp. 40.000,- per liter,
singkatnya, harga barang-barang ketika sampai di distrik ini mengalami
peningkatan hingga 10 kali lipat dari harga normalnya. Berikut sedikit gambaran mengenai harga
barang di wilayah Oksibil:
Harga barang di distrik Oksibil
No.
|
Jenis barang
|
Harga
|
1.
|
Air mineral 1,5 liter
|
Rp. 45.000,-
|
2.
|
Bensin per liter
|
Rp. 35.000,- sampai
Rp. 60.000,- (tergantung kelancaran pasokan)
|
3.
|
Mie instan per bungkus
|
Rp. 5.000,-
|
4.
|
Satu kali makan di
warung
|
Rp. 35.000 – Rp. 70.000,- (tergantung
jenis lauk)
|
5.
|
Beras per 25 kg
|
Rp. 1.000.000,-
|
6.
|
Gula pasir per 25 kg
|
Rp. 1.125.000,-
|
7.
|
Telur per 3 biji
|
Rp. 10.000,-
|
8.
|
Tempe per bungkus
|
Rp. 20.000,-
|
9.
|
Tahu per biji
|
Rp. 5.000,-
|
10.
|
Ayam potong per ekor
|
Rp. 50.000,-
|
11.
|
Daging babi per kilo
|
Rp. 100.000,-
|
12.
|
Apel per biji
|
Rp. 25.000,-
|
13.
|
Susu instan kotak 250 ml
|
Rp. 20.000,-
|
14.
|
Rokok per bungkus
|
Rp. 10.000,- sampai Rp. 15.000,-
(tergantung jenis rokok, harga sama dengan harga normal di luar Oksibil)
|
Tingginya harga barang-barang
tersebut disebabkan karena ongkos pengirimannya dengan pesawat udara yang juga
mahal. Apabila diperhatikan dari daftar harga di atas, barang-barang yang
mengalami peningkatan harga cukup tajam adalah barang-barang yang notabene
mempunyai berat massa yang besar. Sedangkan barang-barang yang ringan dan mudah
dibawa—seperti rokok—cenderung tidak mengalami peningkatan harga yang
tajam.
Listrik di Oksibil hanya bisa
menjangkau sekitar Ibu Kota Distrik ini, yaitu daerah Mabilabol, Kabiding,
Balusu, dan daerah-daerah perkantoran pemerintah. Sebenarnya tiang-tiang
listrik dan kabel telah terpancang jauh sampai ke daerah Yapimakot, akan tetapi
karena sumber tenaga yang masih sangat terbatas aliran listrik belum bisa
menjangkau daerah itu. Sarana listrik di Oksibil diadakan dan dikelola langsung
oleh Pemda Kab. Pegunungan Bintang. Listrik dihasilkan dari pembangkit
bertenaga diesel (generator) dengan
sumber tenaga utama BBM (solar) yang dikirimkan dari Jayapura dengan
menggunakan pesawat. Sehingga ada atau tidaknya sarana listrik di wilayah ini
sangat bergantung pada lancar atau tidaknya pasokan BBM dari Jayapura. Karena
terbatasnya sumber tenaga, sarana listrik di Oksibil hanya bisa dinikmati selama kurang lebih 7-8 jam per hari, yaitu
mulai pukul 17.00 sampai dengan pukul 01.00. Lepas dari luar jam-jam itu warga
yang ingin menikmati listrik memanfaatkan solar
cell yang biasanya dipasang di atap-atap rumah atau menggunakan genset-genset milik pribadi.
No comments:
Post a Comment